Saturday, 11 June 2016

TOLONG...! Luwangkanlah Waktumu Satu Menit Saja Untuk Mendoakan Anak Ini., Bayi Berusia 7 Bulan Di NTT Meninggal Karena Derita Gizi Buruk



Sungguh miris nasib Farel Aprilio Kefi. Bayi berusia tujuh bulan asal Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ini menderita gizi buruk akut hingga akhirnya meninggal dunia.



Bayi Farel yang setiap hari hanya diberi makan seadanya berupa nasi dan sayur. Akibatnya, di usia 7 bulan, Farel hanya memiliki bobot badan  2,3 kilogram. Air susu ibu (ASI) pun sudah tidak lagi diberikan oleh sang ibu sejak Farel berusia dua bulan. Itu karena ASI sudah tak keluar lagi.

Asupan gizi yang yang kurang dan pemberian makan seadanya tanpa diberi susu formula pengganti ASI, lantaran kondisi ekonomi orangtua Farel yang miskin.

Ibu kandung Farel, Florida Kefi (23), terpaksa bekerja sebagai buruh cuci pakaian setelah sang suami, Martinus Sila yang berprofesi sebagai sopir truk menelantarkannya saat Farel masih dalam kandungan.

margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; transition: all 0.17s ease; vertical-align: baseline;">"Suami saya mulai tinggalkan kami saat saya mengandung Farel (usia kandungan tujuh bulan). Saya lalu mencari uang dengan bekerja sebagai tukang cuci pakaian, untuk menghidupi Farel dan kakaknya. Orderan untuk mencuci saya dapat dari tetangga yang bermukim di sekitar rumah, dengan upah Rp 20.000, dan itu pun tidak menentu, kadang satu hingga dua minggu sekali," terangnya.

"Dengan pemasukan sedikit, membuat saya hanya mampu beli beras dan sayur untuk kasih makan Farel dan anak saya

yang pertama. Mau beli susu, tapi uang tidak cukup," sambungnya.

Kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2016), Florida mengaku, anaknya meninggal karena selain gizi buruk juga mengidap penyakit pembengkakan pada buah pelir sebelah kanan.

"Waktu anak saya ini lahir, berat badannya cukup normal yakni 2,6 kilogram. Namun setelah berusia dua bulan, dia (Farel) mulai lepas ASI dan selanjutnya ada pembengkakan di sekitar area kemaluan (buah pelir sebelah kanan). Dia juga batuk-batuk terus," kata Florida.

Karena sakit anaknya tak kunjung sembuh, lanjut Florida, ia pun membawa Farel ke Puskesmas Sasi untuk diperiksa. Saat itu, kata Florida, dokter hanya memberi obat untuk batuk saja, sedangkan untuk pembengkakan pada area kelamin tidak ada obat yang ia terima.

Florida kemudian berusaha mencari alternatif penyembuhan melalui ramuan tradisional. Rupanya ramuan yang oleh warga setempat disebut dengan nama "obat kampung" itu terbukti ampuh, sehingga bengkak pada kemaluan anaknya itu pun turun dan mulai membaik.

"Setelah kami berobat kemaluannya, bengkaknya sudah mulai turun. Saat bersamaan, badan Farel mulai turun hingga kurus sekali dan akhirnya meninggal," kata Florida sambil terisak.

Florida merelakan buah hatinya meninggal. Ia hanya berharap selalu diberikan rezeki dan kemudahan dalam bekerja agar bisa menafkahi anak pertamanya yang telah berusia lima tahun

No comments:

Post a Comment